Oleh: Muh.Irsyad fattah
Aku andaikan perempuan itu adalah pelangi
Yang kehadirannya selalu di nanti-nanti
Yang keindahannya selalu di pandangi
Dan kepergiannya selalu di sesali
Aku andaikan perempuan itu adalah cahaya
Yang tak bisa kupandangi karna kesilauan
Yang tak bisa kugapai akibat ragaku yang tak sampai
Tapi kedatangannya selalu menerangi kegelapan
Ahh…. Itu pengandaianku
Perempuan telah di kikis oleh peradaban
Sehinggah perempuan harus di perban
Yang dulunya di puji dan sanjung
Sekarang di gunjing dan tak di junjung
Yang dulunya di hormati dan di segani
Sekarang kayak mati dan di kerumuni
Ohh … perempuan
Tak sadarkah wahai perempuan
Dirimu harus di hargai
Bukan malah di gadai
Dirimu harus di jaga
Bukan bahan berniaga
Dan dirimu harus kuat
Jangan mau di perbuat
Tak ingatkah wahai perempuan
Kalau bukan engkau, siapa yang berjuang kemerdekaan Indonesia di balik layar
Kalau bukan engkau siapa yang menciptakan para penerus
Kalau bukan engkau siapa yang di sebut namanya Rasulullah sebanyak 3 kali
(Somba,30 April 2019)
Aku adalah Irsyad Fattah yang saat ini sedang menjalani proses perkuliahan di STAIN MAJENE SULAWESI BARAT yang sementara ini menghadapi semester 4 dengan jurusan Akhwalusasyia ( hukum keluarga islam ). Rumah ku lumayan jauh dari kampus berjarak sekitar kurang lebih 30 km, itu aku tempuh setiap hari memakai kendaraan pribadi ( motor). Sekian………..
0 Komentar