Stay At Home, Bahagia Atau Tidak ?!



Sejak keluarnya surat edaran yang menganjurkan setiap masyarakat untuk #stayathome, seluruh aktifitas hidupku berubah. Yang biasanya aktif keluar rumah massolle ke rumah nenek, tetangga, ataupun teman. Sekarang hanya duduk diam di rumah. Kadang kalau jenuh, rumah nenek menjadi lokasi yang paling tepat untuk mengembalikan mood yang hilang akibat anjuran #stayathome ini.

Jika kejenuhan melanda di saat darurat virus seperti sekarang ini, menjelajahi dunia maya adalah pilihan yang tepat. Itupun jika paket yang kita miliki ada, kalaupun tidak, ya sa'baraki. Membaca buku juga pilihan yang tak kalah tepat.

Perkuliahan masih terus dilanjutkan, hanya saja caranya yang berbeda. Dulu offline, sekarang online. Butuh ki lagi paket data.

Tak masalah bagi mereka yang mempunyai cukup uang untuk membeli data, bagaimana dengan yang tidak? Auh. Apalagi data yang di butuhkan dalam sekali pertemuan bisa sampai dengan 750 MB atau hampir setara dengan 1GB. Ini baru satu makul loh, belum dengan makul yang lain, belum lagi perkuliahan online ini dilakukan sampai dengan waktu yang tidak di tentukan. Kira kira berapa banyak uang yang akan kita habiskan untuk memberi paket data?!

Ini bukan salah mahasiswa, bukan salah pemerintah, ataupun salahku. Tapi ini salah dari si Covid-19 yang sifatnya menular. Andai saja dia tidak menular, mungkin saja kita masih berkuliah secara offline.

Saya pribadi merasa sangat beruntung, peralihan metode perkuliahan dari tatap muka menjadi online tidak membatasi saya untuk tetap bisa merasakan nikmatnya ilmu dari dosen. Ini berkat dari Mahluk yang namanya Wi-Fi.

Untung saja ada si Wi-Fi,kalau tidak nasibku akan sama seperti dengan teman teman yang lain.

Perkenalkan, Wi-Fi ini mahluk yang ku kenal melalui perantara dari seseorang taman yang bekerja di salah satu instansi pemerintah. Sebenarnya aku sudah tau dari dulu letak dari si wifi ini. Hanya saja ada password yang membatasi kami untuk saling mengenal.

Karena tau bahwa si teman ini bekerja di lokasi yang sama dengan Wi-Fi. Ya aku tanya lah dia. Mbak,Passwordnya Wi-Fi puskesmas pelitakan apa?

Karena dia adalah teman yang baik, ngak kayak yang baca tulisan ini yang PELIT. Seketika pass si Wi-Fi dia berikan. Sungguh baik sekali.

Skefo. Sebelumnya, saya dan si teman itu di pertemukan di desa tuttula dalam rangka penyemprotan DisInfektan . Kalau saja saat itu saya ngak ikut, mungkin saja saya dan dia ngak akan saling mengenal, Otomatis pass si Wi-Fi ini tak akan lah saya dapatkan.

Berkat Wi-Fi ini, saya bebas menjelajahi dunia maya selama 24 jam Full. Tidak hanya mengunakanya untuk perkuliahan online saja,namun nonton youtube, download film,main game online pun bisa. Apalagi jarak antara letak si Wi-Fi dengan rumah nenek lumayan dekat. Sungguh beruntung.

Ini dosa ngak sih???

Berharap ada anak Pelitakan yang baca 😆. Kalupun ada lalu mereka minta pass wifi, ngak bakalan ku kasi. Karena aku pelit 😂😆 !

Posting Komentar

4 Komentar

  1. Pake wifii tetangga saja 😅
    Kalo ada😅

    BalasHapus
    Balasan
    1. wkwkwk...ngak ada. jadi wifi puskesmas aja. kira kira perbuatanku ini dosa tidak?

      Hapus
  2. Intinya stay at home bahagia yg penting ada WiFi/kuota kalo tidak ada ditambah lagi dengan tugas yg menumpuk ya sudah pasti berakhir misuh-misuh di grup kampus

    BalasHapus
    Balasan
    1. jangan lupa,sisihkan sedikit koouta dngan nonton drama japan. agar fikiran di rumah ngak stress. wkkwkwk

      Hapus

Pemberi Nasehat Yang Lupa Menasehati Dirinya Sendiri! | As-Saff | Paradoks Salomo| Psikologi.