PBAK 2019. By : Cahaya ilahi !





Hari pertama pbak

Tepat pada pukul 5:00, saat itu acara pbak telah usai di hari pertama. Sambil bercerita aku dengan sekumpulan teman SMA ku berjalan menuju depan gedung masjid yg saat itu aku tempati pada saat kegiatan pbak berlangsung, capek, lesuh, panas, rasa lapar yg semakit terasa di dlm perut ini tdk mengurangi sedikitpun rasa semangat dlm jati diri ini, aku dan tmnku duduk di salah satu tempat yg berada di masjid tersebut, sambil mnunggu angkot datang menjemput kami, yah memang kami telah memesan satu mobil angkot untuk 3 hari kedepan selama pbak. Kala itu salah satu temanku mengajak kami berfoto katanya sih buat kenangan😊, detik, menit berlalu bgitu saja.. hingga aku teringat pada 1 pesan dari kakak panitia pbak yang tidak lain senior-seniorku juga dan umur mereka tidak beda jauh dari kami, teringat akan penyampaian untuk para calon maba agar berusaha mendapatkan tanda tangan dari semua panitia tersebut,dan siapapun yg mendapatkan tanda tangan yang banyak maka akan diberikan hadiah,, ya dlm hati aku berfikir agar bisa menjadi salah satu pemilik hadiah itu,,,

   Saat itu aku berdiri dari tempat dudukq,melangkah maju dg membawa buku yg disertai dengan bolpen bertinta biru,,aku mendatangi para satu persatu panitaia  yang tengah asyik berbincang bincang dengan panitia yang lain, tanpa rasa enggan akupun menyapa mereka dengan tutur kata pada saat kenal pertama kali, pada hari itu jg aku mendapat lebih dari 10 tanda tangan dari para senior-seniorku,, Rasanya senang sekali😁, saat aku ingin kembali ketempat duduku yang tadi langkahku berhenti sejenak manoleh ke arah depan yang di sana aku dapati 2 mahasiswa yg tdk lain itu para senior-seniorku, dg mengenakan almamater berwarna hijau muda layaknya daun yang baru saja tumbuh dari batangnya😊,,, aku bergegas menuju ke arah mereka dengan di ikuti 2 orang temanku dari belakang, tanpa basa basi aku menyapa salah satu seniorku yang tengah duduk d depan masjid tersebut ditemani dengan 1 orang wanita cantik berkulit putih,, aku menatap dengan tatapan penuh curiga😂.

  Tanpa berfikir panjang aku langsung meminta tanda tangan dari pria tersebut, ia sedikit lebih tinggi dariku, bibir kecoklatan itu  tampak kliatan saat ia melebarkan senyumnya, rambut hitam pekat yang terurai dari ubun kepalanya itu membuat ia seakan tampak tidak asing dari orang lain, aku sama sekali tidak mngenalnya😴. Saat itu ia enggan memberikan tanda tangannya tersebut, katanya '' jarang aku memberikan tanda tanganku kepada sembarang orang'' keningku sedikit  berkerut dengan tatapan raut wajah yg asam, ia salah satu senior yang tidak lain berada d prodi yang sama denganku, bedanya aku baru calon sedangkan ia sudah beranjak menuju ke semester 5.

Aku  di perintahkan untuk mnulis sesuatu mengenai tentang dirinya pada saat beberapa menit bertemu degannya, aku bingung, entahlah pada saat itu aku merasa sedikit jengkel dengan sifatnya itu, aku pun membuka tutup bolpenku dan siap melantunkan kata demi kata kedalam kertas tersebut, d sana aku menulis beberapa sifat dan karakternya pada saat bertemu beberapa selang menit lalu, jam menunjukkan pukul 5:30 aku dengan berusaha untuk dapat berkonsentrasi.. setelah selesai menulis aku menyerahkan kertas tersebut kepada pria yg menjengkelkan tadi, diapun membaca dg sedikit mengeraskan suaranya,, hukkhh😫 aku malu jika ia akan mendapati tulisanku yg sangat jelek itu😏.

Saat selesai ia membaca tulisan dari kertas tersebut aku fikir ia mungkin akn mnyerahkan tanda tangannya kepadaku, tapi tidah semudah itu ternyata😑.. lagi-lagi dia memintaku untuk mencari tau nama aslinya, huumm.. menyebalkan untuk saja ganteng klw ngak? 😂... Suara letolet berbunyi dari dalah satu mobil di pinggir jalan raya menuju parkiran masjid tersebut, yah itulah mobil angkot yg aku tunggu'' sedari tadi akhirnya ia tiba di dpan mata dan siap membawaku pulang,, aku msih saja trus memohon, meminta tanda tangan dari senior yang menjengkelkan td entah apa yang ada dlm fikirannya itu! Katanya hari esok masih ada dan aku msih punya kesempatan untuk mencari tau nama aslinya itu, akupun berpamitan dengan para senior td aku berdiri dari tempat duduk tersebut beranjak lari menghampiri mobil angkot yang sedari tadi menungguku...

Hari kedua dan terakhir PBAK

Aku berada di kelompok pertama dengan sebutan "SOEKARNO " duduk di sebelah kanan tepatnya paling pojok, aku merasa kesal karena tidak dapat duduk di depan padahal aku sangat suka jika posisiku berada di depan sekali selain penglihatan saat melihat pemateri leluasa juga dapat melihat wajah sang pemateri namun apa daya mataku terkena rabun jauh sehingga saya sangat sulit menjangkau sesuatu yang jauh. Selama beberapa kali aku selalu mencoba untuk bisa mencari sosok pria yang kemarin sempat membuatku jengkel sekaligus penasaran dengan orang itu, namun aku gagal menemukan sosok itu. Aku hanya terdiam di dalam satu ruangan yang besar dg dinaungi banyak orang-orang di sekitarku yang tidak lain seumuran denganku ya mereka semua calon mahasiswa, dengan mengenakan seragam hitam dan putih menghiasi ruangan besar tersebut, suara bisikan, tertawa, suara angin itu semua sudah menyatu dan mengisi hari'' Pbak ini, banyak sekali teman yg aku kenal dari berbagai daerah, itu semakin membuatku merasa bersemangat dalam pbak ini. Aku termasuk kriteria orang yang suka sekali berteman dg siapapun, entah itu tmn sebaya, adik, kakak, dunia nyata maupun di dunia maya bagitu tdk ada yg beda, aku sangat mudah bergaul walaupun baru saja mengenalnya. Mempunyai banyak teman bagitu adalah sebuah pelangi dalam hidupku yang mengisi kekosongan duniaku,,

Lagi dan lagi aku semakin penasaran tentang pria menjengkelkan itu aku selalu ingin bertanya kepada panitia lain tentang namanya namun aku tidak tau harus bertanya seperti apa, sedangkan pria tersebut sudah tidak pernah aku dapati lagi dalam masjid itu, entahlah mungkin dia sibuk, bahkan aku tidak tau dia berada di kelompok apa,.. akupun memutuskan untuk mencarinya esok hari lagi di hari terakhir..

Tibalah hari terakhir pbak, tidak ada tanda-tanda sama sekali jika sosok pria itu masih berada dalam acara pbak itu, hingga akhirnya aku menyerah untuk berharap aku rasa bukan saatnya mendapat hadiah tersebut.

Pada siang hari pukul 2:00 sudah memasuki tahap penutupan acara pbak dan aku dan teman-teman yang lain di arahkan agar berkumpul bersama seluruh masing-masing anggota jurusan, sambil para dosen memperkenalkan diri masing-masing dan dari jurusan mana mereka akan mengajar.

Saat acara penutupan selesai maka di panggillah calon mahasiswa yang mendapatkan tanda tangan lbih banyak, yah apalah dayaku tanda tangan yang aku dapat hanya lbih dari 10 tapi aku tidak merasa kecewa sebab aku yakin akan ada yang lebih baik lagi. Hari itu sekitar pukul 3:30 dan sudah memasuki waktu sholat ashar dan semua rangkaian acara dalam pbak itu telah usai berlalu, banyak orang yang mengenakan seragam hitam putih yang sudah kembali pulang kerumah masing-masing tetapi ada banyak juga yang lebih memilih berfoto dengan kelompok masing-masing dan bersama dengan senior-senior.

Saat aku berada dalam ruangan besar tersebut aku terus melihat kesana kemari untuk mencari sosok pria yg selama hari kemarin aku cari namun tak kunjung aku dapat, sekarang dia berada tepat di hadapanku tersenyum lebar menghadap kamera bersama dengan maba lainnya, sepertinya mereka tidak lain dari gugus tetangga. Memakai baju kaos lengan pendek berwarna kuning terang dengan celana jeans berwarna cream kecoklatan dengan berlambangkan logo stain majene, memakai jam tangan tepat berada di tangan kirinya. Ia tengah asyik berfoto dengan banyak orang.... Salah satu temanku mengajakku untuk berfoto dengan pria tersebut, ya dia pria menjengkelkan 😂. Saat ia turun dari tempat dimana ia berfoto tadi, salah satu temanku manarik tanganku dan memintaku agar aku memotretnya dengan pria itu, akupun mengikuti perkataan temanku tersebut, menatapnya aku sedikit tersenyum namun tertutupi oleh kain cadarku yang menempel di wajahku ini, untung saja ia tidak mengetahui jika aku tersenyum sangan lebar,, hahaha😂,, dan saat itu aku ingin berfoto dengannya tanpa rasa malu aku membuka telepon gemggamku dan siap untuk memotret dan hasilnya apa? Dia meminta untuk aku mngirim foto tersebut ke dalam telepon genggamnya, dia memberiku sebuah nomor WhatsApp yang tidak lain nomornya sendiri, teman-teman ku merasa iri padaku sebab aku bisa mendapatkan nomor pria itu secara cuma-cuma 😁..

Dan ketika aku mengetahui bahwa ia adalah seorang penulis hebat dan salah satu pria berprestasi di stain majene, tanpa fikir panjang akupun mulai mengerti kenapa ia menyuruh aku menulis seketika itu juga saat aku bertemu dengannya. Ternyata ia ingin mencari mahasiswa yang pandai menulis agar di luncurkan ke dalam dunia penulis seperti yang diadakan di luar kampus stain majene, darinya aku belajar bahwa salah satu untuk mengenal Akrab dengan kakak senior yang lain adalah salah satunya memberikan ia beberapa tantangan yang memotivasi mereka agar mahasiswa penerus ini mampu bersaing dalam sebuah tulisan yang diasah dari pemikiran diri kita sendiri.

Awalnya aku jengkel dengan sifatnya yang seperti itu tetapi jika kita betul mampu untuk mengkaji hikmah dari pengalaman saya tersebut akan ada banyak sekali manfaat di dalamnya,bersyukur telah mengenalnya dan kini sudah menjadi motivasi dari kalangan mahasiswa baru terkhusus lagi di jurusan hukum keluarga Islam ini. Aku memang tidak mendapatkan tanda tangannya sampai saat ini tapi di dalam telepon genggam ku terdapat foto yg lebih dari sebuah tanda tangan, sungguh suatu keajaiban yang perlu kita syukuri😊

Oh iya namanya #AlfianAlgifari

By #CahayaIlahi #stainmajene #mahasiswa

Posting Komentar

0 Komentar

Pemberi Nasehat Yang Lupa Menasehati Dirinya Sendiri! | As-Saff | Paradoks Salomo| Psikologi.